Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 15, 2024

Babak Belur Dihajar Realita

Gambar
Beli Disini Aku pernah terkapar berkali-kali, jatuh, kecewa, sedih, dan lain sebagainya. Aku seakan berada di atas hamparan pasir, haus, dan kekeringan tapi sedikit pun aku tidak menemukan mata air waktu itu. Kanan kiriku dipenuhi dengan pikulan, depan belakangku diisi dengan kepungan. Aku seakan dihantam bertubi-tubi oleh sesuatu, ditikam waktu, hingga aku membiru. Aku mencoba menggoreskan pena, berniat menumpahkan semua isi kepala. Aku pikir sedihku berakhir, justru sedihku kian berdesir. Aku, manusia dengan warna abu-abu, egois, dan menggebu-gebu. Bermuatan teriakan isi kepala, diam di antara keramaian, sepi di antara kegaduhan. Aku, berulang-ulang harus merasakan sakit saat terdiam, harus menikmati pelangi di ruang kegelapan. Kita "gapapa-in lagi, ya?" Aku? Ribuan kali aku terus dipaksa untuk menerima! Berusaha tidak menciptakan dendam saat marah, tidak mengeluh saat aku dicambuk oleh waktu. Apa hasilnya? Babak belur ditikam realita, dihantam keluh kesah, diik