Seperti pedang bermata dua, perkembangan pesat digitalisasi menghadirkan dilema untuk peradaban manusia. Di satu sisi, ia jelas menjadikan hidup manusia lebih dinamis, efisien, dan berwarna. Digitalisasi mampu membuka lebar-lebar semesta pengetahuan, gagasan, dan wacana, serta memperluas jaringan secara melintas batas. Namun di sisi lain, ia juga membawa mara bahaya baru yang sulit dikendalikan dan menggerogoti sendi-sendi kehidupan bersama dan demokrasi. Amerika Serikat, misalnya, sebagai episentrum teknologi digital dunia, telah merasakan negativitas digitalisasi. Operasionalisasi platform media sosial sebagai sarana kampanye politik telah membelah Negeri Paman Sam ke dalam kubu yang saling berhadapan dengan fanatisme, semangat permusuhan, dan kebencian. Pemilu Amerika Serikat 2016 dan 2020 telah menyisakan trauma mendalam untuk publik Amerika, bahkan dunia. Propaganda komputasional menyeruak sebagai enigma baru yang mengentakkan dunia dan mengubah arah politik berbagai n...