Postingan

Menampilkan postingan dari November 22, 2018

Perang Dagang dengan China bisa sebabkan As Resesi?

NEW YORK, KOMPAS.com - Perang dagang antara AS dengan China bisa menggiring perekonomian AS masuk ke jurang resesi pada tahun 2020. Ini dipadu pula dengan gejolak hubungan ekonomi dengan Kanada dan Eropa, serta kenaikan suku bunga acuan The Fed. Hal tersebut diungkapkan oleh Ronald Temple, kepala ekuitas AS untuk Lazard Asset Management. Dikutip dari CNN Business, Jumat (19/10/2018), kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump akan berdampak pada perlambatan ekonomi AS. Ini disebabkan gejolak perdagangan bertubrukan dengan kenaikan suku bunga acuan. " Resesi dalam jangka pendek tidak bisa dihindarkan, namun risiko (resesi) pada tahun 2020 telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir," sebut Temple. Ia menjelaskan, apabila perang dagang tidak terjadi, maka risiko resesi perekonomian AS akan berkurang jauh. Namun, tampaknya AS berlebihan  dalam mengestimasi berapa banyak China harus mengimpor dari AS. Temple pun mengaku khawatir dengan cara keras AS memperlakukan sekutu-sekut

Akibat Perang Dagang,Asia Tenggara di banjiri Investasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Negara-negara kawasan Asia Tenggara mengalami ledakan investasi langsung asing (FDI) seiring dengan semakin meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang mendorong beberapa perusahaan memindahkan basis produksi mereka ke wilayah lain. Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/10/2018), di Vietnam, aliran dana untuk sektor manufaktur meningkat 18 persen dalam sembilan bulan pertama tahun 2018. Menurut data Maybank Kim Eng Research Pte. yang dirilis pada Senin, (22/10/2018), hal itu  didorong oleh investasi salah satunya proyek produksi polypropylene senilai 1,2 miliar dollar AS oleh Hyosung Corp Korea Selatan. Sementara di Thailand, berdasarkan data bank sentral setempat sepanjang Januari hingga Juli, total FDI melonjak hingga 53 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 7,6 miliar dollar AS, dengan arus masuk untuk sektor manufaktur meningkat lima kali lipat. Bahkan di Filipina, nilai FDI untuk sektor manufaktur mengalami lonjakan men

Survei: Perusahaan AS Mulai Terpukul Perang Dagang Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei: Perusahaan AS Mulai Terpukul Perang Dagang", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/26/114500626/survei--perusahaan-as-mulai-terpukul-perang-dagang.

Gambar
NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan AS dikabarkan sudah mulai terpukul dampak perang dagang yang digulirkan Presiden Donald Trump terhadap China. Perusahaan-perusahaan itu terimbas kenaikan tarif. Kekhawatiran yang sebelumnya disuarakan oleh perusahaan-perusahaan AS kini semakin nyata terasa. Sebab, pemesanan baru dari China harus terkena tarif yang lebih tinggi yang diterapkan pemerintahan Trump. Dikutip dari Business Insider, Jumat (26/10/2018), survei yang dilakukan Federal Reserve dan beberapa perusahaan riset pasar menemukan meluasnya kekhawatiran tentang tarif impor. Sementara itu, masing-masing perusahaan mulai menghitung biaya baru hingga mencapai puluhan juta dollar AS karena ada tarif. Beige Book yang dirilis The Fed mencatatkan peningkatan kekhawatiran terkait perang dagang AS-China. Beige Book berisi kumpulan sudut pandang dari 12 Fed regional. Kata "tarif" muncul 51 kali pada Beige Book edisi terbaru yang dirilis pada Rabu (24/10/2018) waktu setempat.

Black Friday di tengah ancaman perang dagang

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga murah yang ditawarkan dalam Black Friday sebagai festival belanja Amerika Serikat dikhawatirkan bakal terpengaruh oleh perang dagang Presiden Donald Trump dengan China. Faktanya, masyarakat Amerika Serikat sudah memulai belanja liburan mereka minggu ini kemungkinan masih akan berbelanja beberapa item yang sudah dikenakan tarif Trump. Walaupun tarif mulai berlaku pada akhir September, melansir dari CNN, Jumat (23/11/2018) bahwa harga kemungkinan tidak akan naik tahun ini. Presiden Asosiasi Pakaian dan Alas Kaki Amerika Rick Helfenbein mengatakan, importir AS sudah membayar barang-barang tersebut dan untungnya sebagian besar barang yang dipesan untuk Black Friday sudah dihargai sebelum tarif impor berlaku. Berdasarkan kebijakn Trump tersebut, barang-barang seperti tas, parfum, dompet, topi dan mantel bulu merupakan produk yang termasuk dalam 5.700 produksi China yang dikenakan tarif 10 persen. Tak luput juga barang-barang keperluan olahraga termasuk ski mitte