Hello Goodbye Ditta Amelia Saraswati

When you say hello, are you ready to say goodbye?
Late Night

Melisa berjalan pelan, setengah berjinjit, supaya tidak ada yang terbangun karena suara langkahnya. Dijinjingnya sepatu di tangan kiri dan tangan kanannya memegang kunci pintu rumah.

Kriit ...

Pintu terbuka, Melisa buru-buru menguncinya lagi. 
Jarak 2 blok dari rumahnya, ada seseorang sedang menunggu.

Randy baru saja akan meminum soda kalengannya, saat Melisa mengetuk-ketuk jendela mobilnya dari luar.

“Heran deh, kenapa lo selalu minta cabut hari Rabu gini sih? Udah dadakan, tengah malem pula.” Randy menyeruput soda yang keluar dari kaleng minuman.
“Gue kayaknya udah bilang berkali-kali. Kalau Rabu, pasti bokap balik.”
“Terus? Kan lo tinggal diem aja di kamar. Tidur, enak.”
“Dan harus mendengar mereka berdua berantem semaleman? Enggak deh!”
Randy memutar bola matanya.
“Mau ke mana sekarang?” tanya Randy sambil menyalakan mesin mobil.
“Ke mana aja.Yang jauh.”
“Lembang mau? Atau Puncak?”
“Gila! Jauh banget!”
“Tadi katanya mau yang jauh!!”
“Ya udah, terserah, deh. Ngikut aja.”
Randy mulai melajukan mobilnya, dia juga sebenarnya belum menentukan tujuan. Randy melihat wajah Melisa yang tertunduk sibuk memainkan hp.

Mobil biru itu melaju di jalanan Jakarta. Melisa sedari tadi hanya memainkan seatbelt-nya.
“Napa lo? Tumben diem aja.Biasanya ngacak-ngacak dashboard nyari CD.” tegur Randy sambil tetap fokus menyetir.
“Lagi enggak mood.” Melisa menjawab ketus.
“Eh, Ran, matiin AC dong, gue buka jendelanya, ya.” 
Randy mematikan AC, Melisa langsung membuka jendela mobil. Angin berembus di sela-sela rambutnya.
Dia melihat lampu jalanan dengan anteng.
“Ran, kesel gue. Badmood parah.”
“Soal orang tua lo, ya?” tebak Randy.
“Iya.”

Randy tidak melanjutkan pertanyaannya, dan membiarkan Melisa menikmati waktunya. Randy menyalakan radio mobilnya.
                                                                   BELI,KLIK DISINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai Dengan Diri Sendiri

Magnet Rezeki